Lagi-lagi, label busana ritel, Zara, jadi sorotan karena tindakan diskriminasi ras. Kali ini, salah satu karyawan di Kanada, Cree Ballah,...
Lagi-lagi, label busana ritel, Zara, jadi sorotan karena tindakan diskriminasi ras. Kali ini, salah satu karyawan di Kanada, Cree Ballah, mengaku telah mendapatkan perlakuan diskriminasi dari dua manajer Zara.
Cree Ballah, karyawan di butik Zara cabang Toronto, Kanada, menceritakan kejadiannya pada CBC News, Hari itu, 23 Maret 2016 kemarin, dua manajer Zara meminta Ballah untuk mengganti gaya rambut kepang gimbalnya karena tidak sesuai dengan aturan berbusana karyawan Zara.
Awalnya kedua atasannya itu menegur Ballah dengan baik-baik. Ia diminta untuk segera mengganti gaya rambut dengan tatanan yang lebih baik dan profesional.
Belum sempat Ballah membereskan masalah kepangan rambutnya, dua manajer itu tiba-tiba menghampirinya lagi dan dengan sikap tegas mengatakan bahwa mereka akan segera melepas rambut gimbal Ballah sekarang di lantai butik di depan konsumen.
“Aku merasa dipermalukan,” jelas Ballah.
“Apa yang mereka lakukan sangat tidak profesional,” imbuhnya kepada CBC.
Ballah menjelaskan bahwa dirinya terlahir dari orangtua dengan etnis berbeda sehingga dia memiliki rambut keriting khas wanita berkulit hitam.
Salah satu cara paling praktis agar tidak mengganggu aktivitasnya bekerja, adalah dengan mengepang lalu mengikat serta menggulungnya.
“Tipe rambutku sangat mencerminkan rasku. Jadi, untukku, apa yang mereka lakukan jelas-jelas diskriminasi terhadap etnisku, bagaimana pun cara mereka menyampaikannya,” urainya.
Ballah pun akhirnya menyampaikan keluhan pada bagian SDM Zara. Dan masalah ini pun dapat diselesaikan dalam sebuah rapat tertutup. Hasil meeting pun mampu memuaskan Ballah. Kini rambut Ballah telah berubah menjadi lurus.
Juru bicara dari Zara mengatakan pada Huffington Post, “Tidak ada aturan resmi mengenai gaya rambut karyawan. Namun, kami memang meminta karyawan untuk tampil profesional untuk menghargai konsumen kami,”.
“Kami sudah menyelesaikan masalah ini dengan karyawan terkait dan kami menghargai privasi masing-masing. Zara tidak akan pernah, dalam kondisi apapun, meminta karyawan untuk melepaskan kepang rambut mereka. Kami sangat menghargai perbedaan, dan kami tidak akan menoleransi segala bentuk diskriminasi,” urai juru bicara Zara.
Masalah tindakan diskriminasi, bukan hanya sekali ini dialami oleh label ritel asal Spanyol ini. Pasalnya, beberapa kali, Zara sempat diprotes konsumen karena merilis sejumlah kaus dengan pesan provokatif dan diskriminatif.
Akhirnya, koleksi yang dianggap menyinggung beberapa pihak tersebut pun ditarik oleh pihak Zara dari pasaran.