Vape atau salah satu bentuk rokok elektrik biasanya digunakan sebagai cara untuk berhenti merokok. Namun, teknologi baru ini ternyata men...
Vape atau salah satu bentuk rokok elektrik biasanya digunakan sebagai cara untuk berhenti merokok. Namun, teknologi baru ini ternyata menimbulkan masalah yang tidak disadari penggunanya.
Pengguna vape yang sering menghembuskan asapnya melalui lubang hidung, ternyata mampu membahayakan rongga hidung.
Dilansir dari metro.co.uk, pengguna vape mengklaim rokok elekterik tersebut telah membuat kulit di dalam lubang hidung mengering dan dalam beberapa kasus yang menyebabkan pendarahan pada hidung. Zat kimia yang menyebabkan hal ini disebut propylene glycol (PG), zat yang mampu menyerap kelembapan pada kulit sensitif di dalam lubang hidung.
Umumnya hal itu bukanlah kondisi yang serius, namun salah seorang pria Inggris bernama William Keeler mengatakan ia pernah mengalami masalah tersebut dalam tingkat yang parah. Masalah itu ia alami sekitar enam bulan lalu, dimana bagian lubang hidung bagian dalamnya terluka dan berdarah.
"Tahukah Anda ketika Anda menyentuh luka terbuka dan ada rasa terbakar? Seperti itu rasanya dan rasa terbakarnya sangat kuat di dalam lubang hidung saya," ujar William.
Ia juga mengatakan bahwa dirinya mencium bau tak sedap, seperti bau kotoran sepanjang hari, setiap hari.
"Dokter mengatakan agar saya berhenti menghembuskan asap vape dari hidung. Setelah beberapa bulan kondisi saya menjadi jauh lebih baik," ujarnya.
Rokok elektrik memang baru populer dalam beberapa tahun belakangan, sehingga belum diketahui apakah alat tersebut mampu membahayakan bagian dalam lubang hidung dalam waktu berkepanjangan.
"Risiko menggunakan vape belum diketahui seluruhnya, namun ada beberapa zat kimia yang mampu membahayakan hidung. Tapi, belum diketahui apakah itu akan menyebabkan bahaya dalam jangka waktu panjang," ujar Profesor Nirmal Kumar, konsultan THT (Telinga Hidung dan Tenggorokan).